HOME / NEWS

Lukisan Tradisi Ramadan Sepanjang 40 Meter Membentang di Surabaya Suite Hotel

News

/ 2023-03-19

Lukisan Tradisi Ramadan Sepanjang 40 Meter Membentang di Surabaya Suite Hotel

SURABAYA, Tugujatim.id – Tak seperti biasanya, pemandangan ini hanya dapat dinikmati selama bulan ramadan. Ya, lukisan sepanjang 40 meter membentang di dinding halaman dalam Surabaya Suite Hotel mulai 17 Maret 2023 hingga Hari Raya Kupat atau satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri.

Lukisan yang menggambarkan tradisi bulan ramadan itu karya dari 19 pelukis. “Kita melukiskan tradisi dan ritual selama bulan ramadan hingga setelah hari raya. Seperti megengan, nyekar, pasar kaget, tadarus, ngabuburit, sampai halal bihalal,” kata koordinator lapangan proyek lukisan itu, Budi Bi, pada Minggu (19/3/2023).

Memakan waktu pengerjaan selama tiga hari, 19 pelukis tersebut hadir dari berbagai kota mulai dari Surabaya, Lamongan, Sidoarjo, Bojonegoro, dan Madiun.

Mereka berhasil menyelarasakan 12 tema dalam satu bingkai yang runut. Cerita dan tradisi yang biasanya ditemui saat sebelum ramadan dan selama ramadan, yakni megengan, nyadran atau nyekar, pasar kaget, tadarus, berbagi takjil, ngabuburit, takbiran, baju dan kue lebaran, mudik, halal bihalal, sungkeman, unjung-unjung, dan kupatan.

“Kami ingin mengajak pengunjung hotel bernostalgia dan kembali mengingat tentang kegiatan apa saja yang bisa kita lakukan selama ramadan. Apalagi kegiatan ini hanya ada setahun sekali,” jelas Budi.

Lebih lanjut, pelukis berambut gondrong tersebut menuturkan bahwa proyek ini merupakan hasil kerja sama dengan pihak Surabaya Suite Hotel.

Dia berharap kerja sama akan terus terjalin setiap tahunnya. Tidak hanya saat ramadan, tetapi pada perayaan-perayaan lain, sehingga ide-ide segar akan tetap tervisualisasikan dan dapat dinikmati oleh banyak kalangan.

Senada, General Manager Surabaya Suite Hotel, Firman S Permana mengungkapkan bahwa lukisan tersebut tidak hanya sebatas karya visual, tetapi juga sebagai media untuk para seniman maupun pengunjung dalam memaknai bulan ramadan.

“Saya mengajak seniman supaya bisa memberikan gambaran tentang tradisi selama ramadan. Agar, mereka dan juga pengunjung hotel juga bisa turut meresapi makna ramadan,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, acara pembukaan lukisan besar ini juga dibarengi dengan launching kuliner Kauman dari pihak hotel.

“Kauman itu berasal dari Kaum Beriman. Waktu masa Majapahit dan Islam mulai masuk, tidak ada yang ngurusin masjid sehingga mereka diberi sebidang tanah dan berkembang biak karena banyak yang menikah dengan antaretnis, sehingga jadilah Kauman,” jelasnya.

Menurut sejarahnya, adanya asimilasi perkawinan antara etnis melahirkan akulturasi dalam bentuk kuliner. Bumbu-bumbu dari masing-masing etnis dipadu-padankan menghasilkan bentuk kuliner yang lezat.

Sayangnya, tidak semua daerah memiliki sajian kuliner Kauman, di Indonesia hanya beberapa daerah saja seperti Pekalongan dan Semarang.

Beberapa sajian makanan yang masuk dalam khasanah kuliner Kauman yakni Gudeg Koyor, Nasi Krawu, Orak-arik Pedho, Gule Bustaman, Lunpia, Nasi Glewo, dan masih banyak lagi.

“Kita ini punya banyak etnis dan suku. Dengan adanya menu-menu dan kegiatan seperti ini akan menjadi momen untuk kita tidak terpecah belah, jangan ada yang membeda-bedakan. Mangkanya saya kenalkan ini, kita sudah menjadi satu culture,” jelas Firman.

Tak jauh beda dengan tahun lalu, di Ramadan 2022, Surabaya Suite Hotel mengusung sajian kuliner yang konon ditemukan oleh para Sunan Walisongo.

“Tahun lalu kita mengambil tema makanan memang ditemukan sunan. Seperti Kare Tuyuhan ditemukan oleh Sunan Bonang dan Kolak Ayam yang ditemukan Sunan Giri. Jadi sekaligus kami menggali sejarah, tidak hanya sekadar makan,” pungkasnya.

sumber: https://tugujatim.id/lukisan-tradisi-ramadan-sepanjang-40-meter-membentang-di-surabaya-suite-hotel/